Global Warming (GW) sebenarnya merupakan sebuah siklus periodik yang terus menerus dialami Bumi. Dengan ataupun tanpa campur tangan manusia, siklus itu tetap akan terjadi. GW adalah awal dari akan terjadinya kembali zaman es. Jadi GW bukan sepenuhnya ulah manusia, namun karena peningkatan suhu rata-rata Bumi yang mempengaruhi suhu air laut, sehingga laut menghasilkan CO2 lebih banyak 30% dari kadar normalnya. Suhu rata-rata Bumi yang saat ini meningkat karena terpengaruh gaya magnetik dan gravitasi dari sebuah planet yang oleh para ilmuwan dinamakan Planet X yang semakin mendekati planet Bumi. Masa orbit Planet X ini hingga kembali mendekati Bumi adalah 11.500 tahun. Itu berarti zaman es adalah sebuah zaman yang berulang secara periodik setiap 11.500 tahun, bukan hanya sekali sepanjang sejarah seperti yang dipropagandakan di sekolah-sekolah formal, namun sudah berlangsung bahkan sudah ratusan kali. Dan zaman inilah yang sudah memusnahkan banyak peradaban manusia dari zaman ke zaman.
Selain itu, semakin mendekatnya Planet X juga akan menimbulkan berbagai bencana dahsyat yang berkelanjutan hingga Bumi mengalami tatanan baru. Iklim dapat berubah drastis dan tak menentu, menyebabkan banyak lahan pertanian gagal produksi, dan itu baru awal dari kehancuran peradaban manusia dalam 10 milenium ini.
Lantas, kenapa media massa awal abad 19 hingga akhir abad 20 begitu gencar memberitakan bahwa manusia adalah dalang dari GW?
Selain itu, semakin mendekatnya Planet X juga akan menimbulkan berbagai bencana dahsyat yang berkelanjutan hingga Bumi mengalami tatanan baru. Iklim dapat berubah drastis dan tak menentu, menyebabkan banyak lahan pertanian gagal produksi, dan itu baru awal dari kehancuran peradaban manusia dalam 10 milenium ini.
Lantas, kenapa media massa awal abad 19 hingga akhir abad 20 begitu gencar memberitakan bahwa manusia adalah dalang dari GW?
PROPAGANDA. Indonesia sendiri sebelumnya sudah meminjam dana sebesar 500 juta dollar AS untuk berpartisipasi dalam menangani persoalan GW. Pinjaman dana tersebut berasal dari Agence Francaise de Development (AFD) sebesar 200 juta dollar AS dan dari Japan International Cooperation Agency (JICA) sebesar 300 juta dollar AS. Kata Direktur Pinjaman dan Hibah Luar Negeri Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan, Maurin Sitorus, sampai dengan tahun 2013 total PINJAMAN program perubahan iklim atau CCPL mencapai 1,9 miliar dollar AS. Dana tersebut berasal dari Perancis sebesar 800 juta dollar AS, Jepang 900 juta dollar AS, dan dari Bank Dunia senilai 200 juta dollar AS.
Menurut JICA dalam press releasenya, "Indonesia merupakan negara ke-4 setelah China, Amerika, dan Brasil, sebagai negara penyumbang CO2 terbesar. Oleh karena itu tampaknya Indonesia berhak atas pinjaman dana tersebut di atas."
Jika GW ini adalah masalah Bumi, lantas kenapa hanya beberapa negara saja yang menanggung(hutang)nya?
Sekali lagi, dengan ataupun tanpa campur tangan manusia, GW pasti akan tetap terjadi, zaman es pasti akan tetap terjadi. Itu berarti jutaan dollar uang pinjaman yang telah Indonesia gelontorkan untuk menghentikan GW hanyalah kesia-siaan, namun tidak untuk para 'donatur dana pinjaman'.
Selain menambah hutang, usaha Indonesia menghentikan GW juga telah membelenggu kemajuan bangsa atas kekayaan hutan yang seharusnya dapat digunakan untuk kemaslahatan rakyat. Hal ini berbanding terbalik dengan Australia yang semakin memperkuat dan memperluas lahan ternaknya, bahkan sekarang Indonesia sudah sukses mengimpor daging dari negeri Kanguru tersebut yang tidak menikmati 'nikmatnya' hutang luar negeri.
Dan hal yang paling diinginkan para penebar propaganda itu adalah, tanah kaya raya yang subur dan aman dari zaman es, dan tanah Ibu Pertiwi adalah satu diantara sedikit tanah yang aman dari zaman itu. Disaat tanah Eropa dan sebagian tanah Amerika tertutup es hingga bermeter-meter tebalnya, tanah Indonesia yang berada di garis khatulistiwa adalah tanah surga yang tetap hangat. Disaat mayoritas tanah tidak mampu menumbuhkan tunas, tanah Indonesia akan senantiasa subur. Hal inilah yang membuat mereka (para penebar propaganda) semakin ingin melepas Pancasila dari leher Garuda, agar bangsa ini semakin berpecah belah dan lupa bahwa bangsa ini bersaudara. Mereka sangat ingin melepas pita kedamaian dari cengkeraman cakar Garuda, agar bangsa ini tak malu lagi menumpahkan darah antar saudaranya. Mereka begitu ingin mencengkeram, menyembelihnya, dan mencerabuti bulu-bulu emas Garuda untuk dijadikan persembahan bagi tuhan-tuhan mereka.
Selain menambah hutang, usaha Indonesia menghentikan GW juga telah membelenggu kemajuan bangsa atas kekayaan hutan yang seharusnya dapat digunakan untuk kemaslahatan rakyat. Hal ini berbanding terbalik dengan Australia yang semakin memperkuat dan memperluas lahan ternaknya, bahkan sekarang Indonesia sudah sukses mengimpor daging dari negeri Kanguru tersebut yang tidak menikmati 'nikmatnya' hutang luar negeri.
Dan hal yang paling diinginkan para penebar propaganda itu adalah, tanah kaya raya yang subur dan aman dari zaman es, dan tanah Ibu Pertiwi adalah satu diantara sedikit tanah yang aman dari zaman itu. Disaat tanah Eropa dan sebagian tanah Amerika tertutup es hingga bermeter-meter tebalnya, tanah Indonesia yang berada di garis khatulistiwa adalah tanah surga yang tetap hangat. Disaat mayoritas tanah tidak mampu menumbuhkan tunas, tanah Indonesia akan senantiasa subur. Hal inilah yang membuat mereka (para penebar propaganda) semakin ingin melepas Pancasila dari leher Garuda, agar bangsa ini semakin berpecah belah dan lupa bahwa bangsa ini bersaudara. Mereka sangat ingin melepas pita kedamaian dari cengkeraman cakar Garuda, agar bangsa ini tak malu lagi menumpahkan darah antar saudaranya. Mereka begitu ingin mencengkeram, menyembelihnya, dan mencerabuti bulu-bulu emas Garuda untuk dijadikan persembahan bagi tuhan-tuhan mereka.
Di timur matahari mulai berjaya
Bangun dan berdiri kawan semua
Marilah mengatur barisan kita
Seluruh pemuda Indonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
* Titip iklan akan dihapus.
* Anonymous diperbolehkan.
* Berkomentarlah dengan bahasa santun dan jelas.
* Pertanyaan privat bisa melalui 'Form Kontak'.