Penafsiran Butir-Butir Pancasila Menurut Gafatar

Sumber: gafatar.or.id

Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa dan karya dari pendahulunya. Para founding fathers telah menghasilkan karya yang melebihi zamannya dalam membangun dasar negara yaitu Pancasila. Pancasila sebagai ideologi bangsa dan falsafah serta pandangan hidup bangsa telah teruji dalam perjalanan sejarah dari awal kemerdekaan, orde lama, orde baru, orde reformasi, dan hingga sekarang. Namun demikian, implementasi Pancasila semakin hari semakin jauh dari kenyataan, dibuktikan dengan adanya krisis multidimensi bangsa ini. Perilaku kebangsaan dan kenegaraan hari ini tidak mencerminkan aktualisasi sila-sila Pancasila. Hal ini disebabkan oleh kurangnya penjabaran dan penyebaran terhadap penafsiran nilai-nilai Pancasila. Bahkan sampai hari ini, belum ada golongan apapun di Indonesia yang bisa mentafsirkan Pancasila dan mengembalikan kedudukan asalnya sebagai ajaran Tuhan Yang Maha Esa.  
     Kiranya kurang bijak jika kesalahan dan kekhilafan para pemimpin bangsa di era yang lalu menyebabkan kita turut membenci Pancasila yang sejatinya merupakan karya luhur dari para pendiri bangsa. Pancasila sebagai dasar negara tidak terikat oleh rezim kekuasaan tertentu sehingga harus terus menerus diaktualisasikan dan menjadi jati diri bangsa dari waktu ke waktu. Para eksponen dan komponen bangsa harus bersama-sama menghidupkan dan membumikan kembali nilai-nilai Pancasila yang sejatinya merupakan inti sari dari nilai-nilai Kebenaran Universal. Pancasila merupakan percikan-percikan sinar terang Tuhan YME.
   Oleh karena itu, Gerakan Fajar Nusantara sebagai bagian dari komponen bangsa melakukan gerakan interpretasi, internalisasi, dan aktualisasi nilai-nilai Pancasila. Pembumian nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kepemimpinan, dan keadilan sebagai sebuah tata nilai luhur (noble values) wajib diinterpretasikan sehingga menjadi pandu dalam setiap lini kehidupan. Azas Ketuhanan Yang Maha Esa menjadi sumber dari segala nilai kehidupan manusia. Setiap sila Pancasila memiliki hubungan yang berkelindan (erat menjadi satu.red) satu sama lainnya dan tidak terpisahkan.
Dengan metode inilah, Gafatar ingin membangun manusia berkarakter Tuhan YME, manusia yang adil dan beradab, bersatu, berkepemimpinan dan kerakyatan, dalam rangka mencapai keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia khususnya dan menjadi manusia berkat bagi alam semesta pada umumnya.




Berikut ini adalah interpretasi atau penafsiran butir-butir Pancasila menurut Gerakan Fajar Nusantara sebagai tawaran solusi alternatif dalam rangka menyelesaikan krisis multidimensi bangsa dan menjadi mercusuar dunia berada di atas segala bangsa.


SILA KETUHANAN YANG MAHA ESA
  1. Tuhan adalah sesuatu yang diyakini, dipuja, dicintai, dan ditaati segala kehendak dan perintahnya.
  2. Tuhan Yang Maha Esa adalah Sang Pencipta alam semesta Yang Maha Pengasih dan Penyayang mempunyai fungsi sebagai Pengatur, Penguasa, dan Pusat pengabdian bagi seluruh makhluk-Nya.
  3. Setiap diri manusia menjadikan Tuhan Yang Maha Esa sebagai satu-satunya Tuan sehingga tidak ada Pengatur, Penguasa, dan Pusat pengabdian lain kecuali Dia.
  4. Bangsa Indonesia menjadikan Tuhan Yang Maha Esa sebagai sumber Kebenaran Sejati, sumber hukum dan sumber dari segala sumber nilai bagi hidup dan kehidupan manusia.
  5. Bangsa Indonesia beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa, yakni dengan tunduk patuh hanya kepada-Nya sesuai dengan Jalan Kebenaran sejati yang alamiah dan ilmiah sebagaimana dicontohkan oleh para Pembawa Risalah-Nya.
  6. Bangsa Indonesia mengabdi kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan berkorban harta dan diri untuk mewujudkan kehendak dan rencana-Nya yang akan menjadikan bangsa ini menjadi bangsa yang damai sejahtera.
  7. Bangsa Indonesia berkarakter sesuai dengan karakter Tuhan Yang Maha Esa untuk menjadi wakil Tuhan dalam mewujudkan perdamaian dan kesejahteraan dunia.
  8. Segala peraturan, hukum, dan konstitusi disusun berdasar pada nilai-nilai Kebenaran Sejati sehingga seluruhnya merupakan pengejawantahan dari ajaran Tuhan Yang Maha Esa.
  9. Setiap warga negara tidak boleh dipaksa atau memaksa untuk mengikuti suatu keyakinan, karena Tuhan Yang Maha Esa sendiri tidak pernah memaksakan keyakinan tertentu kepada manusia.
  10. Nilai-nilai ketuhanan menjiwai dan melandasi nilai-nilai kemanusiaan, persatuan, kepemimpinan, dan keadilan sosial.

SILA  KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB
  1. Kemanusiaan adalah seluruh sifat atau karakter setiap manusia yang tercermin dalam fikir, kata, dan perbuatannya yang harus dijiwai dan dilandasi oleh sifat atau karakter Tuhan Yang Maha Esa dalam segenap hidup dan kehidupannya.
  2. Hubungan antar manusia dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara diatur dengan hukum dan peraturan yang dijiwai dan dilandasi oleh prinsip kasih sayang kepada Tuhan Yang Maha Esa dan prinsip kasih sayang kepada sesama manusia.
  3. Memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai sesama makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa.
  4. Mengakui dan menghormati persamaan derajat, persamaan hak, dan kewajiban asasi setiap manusia tanpa membeda-bedakan suku, agama, kepercayaan, ras, dan golongan.
  5. Menegakkan hukum dan peraturan secara adil, baik kepada diri sendiri, keluarga, maupun orang lain.
  6. Berbudi pekerti luhur dan tidak melakukan pelanggaran terhadap hukum Tuhan Yang Maha Esa, seperti mencuri, berzinah, membunuh, dan berdusta.
  7. Berlaku sopan santun, tenggang rasa, saling menghargai dan menghormati, serta berbuat baik kepada sesama manusia.

SILA PERSATUAN INDONESIA
  1. Persatuan adalah suatu kesadaran yang tumbuh dari diri setiap warga untuk bersatu dan menyatu dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara yang dijiwai dan dilandasi oleh nilai-nilai Ketuhanan dan Kemanusiaan.
  2. Menyadari bahwa keanekaragaman suku, bangsa, dan bahasa sebagai ciptaan Tuhan Yang Maha Esa dan hanya Dia-lah Yang dapat mempersatukan manusia dalam kesatuan Visi dan Misi pengabdian di atas Jalan Kebenaran sejati.
  3. Sanggup berkorban harta dan diri untuk membangun bangsa dan tanah air dengan semangat kebhinnekaan dalam persatuan dan kesatuan menuju Indonesia Raya, Nusantara Jaya.
  4. Memperkuat solidaritas dan kebersamaan antar seluruh elemen bangsa, menjalin kerjasama antar bangsa, dan ikut berperan aktif dalam memelihara ketertiban dunia yang berdasar kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.
  5. Bersatu padu membangun jiwa dan raga bangsa melalui pembangunan mental spiritual dan melaksanakan karya bakti dengan bergotong royong demi mewujudkan Indonesia yang merdeka, adil, makmur, damai, dan sejahtera.
  6. Menolak segala bentuk sikap dan kesadaran sektarian, kelompok, golongan, suku, agama, dan kepercayaan yang dapat memicu perpecahan bangsa dan mengkhianati nilai-nilai ketuhanan dan kemanusiaan.
  7. Membangun integritas struktur kepemimpinan dengan seluruh elemen bangsa dalam satu kesatuan komando yang kukuh.

SILA KERAKYATAN YANG DIPIMPIN OLEH HIKMAT KEBIJAKSANAAN DALAM PERMUSYAWARATAN/PERWAKILAN
  1. Kerakyatan dan kepemimpinan bangsa dijiwai dan dilandasi oleh nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan, dan persatuan.
  2. Rakyat dipimpin oleh kepemimpinan yang penuh hikmat kebijaksanaan, yakni Kebenaran Sejati sebagaimana yang dicontohkan oleh para Pembawa Risalah Tuhan Yang Maha Esa.
  3. Pemimpin dan rakyat tidak boleh melanggar prinsip hikmat kebijaksanaan.
  4. Para pemimpin adalah insan terbaik dari elemen bangsa yang beriman dan berilmu serta berkarakter jujur, berani, tegas, adil, cakap, berintegritas, bijaksana, cerdas, dan sehat.
  5. Pemilihan pemimpin dan pengambilan keputusan diselenggarakan dengan sistem permusyawaratan dan perwakilan, bukan melalui sistem pemilihan langsung atau suara terbanyak.
  6. Musyawarah untuk mufakat dilakukan dengan mengedepankan prinsip ilmiah, akal sehat, dan semangat kekeluargaan.
  7. Rakyat tunduk patuh kepada sistem kepemimpinan yang penuh hikmat kebijaksanaan  sebagai wujud pengabdian kepada Tuhan Yang Maha Esa.

SILA KEADILAN SOSIAL BAGI SELURUH RAKYAT INDONESIA
  1. Keadilan sosial merupakan hasil dari kehidupan berbangsa dan bernegara yang dijiwai dan dilandasi oleh nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, dan kepemimpinan yang penuh hikmat kebijaksanaan.
  2. Keadilan sosial adalah terwujudnya kehidupan masyarakat bangsa dan negara yang damai sejahtera, beradab, berkeadilan, dan bermartabat di bawah naungan Tuhan Yang Maha Esa.
  3. Keadilan sosial adalah suatu kondisi terpenuhinya hak-hak dasar secara adil dan merata bagi setiap warga negara tanpa membedakan suku, agama, kepercayaan, ras dan golongan, sehingga tidak ada yang terzalimi.
  4. Setiap warga negara melakukan sesuatu sesuai dengan kemampuannya, memperoleh sesuatu sesuai dengan usahanya, dan bertanggung jawab sesuai dengan perbuatan dan kedudukannya.
  5. Menolak liberalisme dan komunisme karena tidak sesuai dengan Jalan Kebenaran Sejati dari Tuhan Yang Maha Esa.
  6. Saling menghormati dan bekerjasama dalam memajukan dan mensejahterakan kehidupan bersama sehingga tidak ada kesenjangan dalam bidang ideologi, hukum, politik, ekonomi,  sosial, budaya, pertahanan dan keamanan serta teknologi.
  7. Keadilan sosial merupakan pengejawantahan keadilan Tuhan Yang Maha Esa kepada bangsa yang diberkati-Nya, sehingga seluruh rakyat Indonesia harus bersyukur dan memuji hanya kepada-Nya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

* Titip iklan akan dihapus.
* Anonymous diperbolehkan.
* Berkomentarlah dengan bahasa santun dan jelas.
* Pertanyaan privat bisa melalui 'Form Kontak'.