Sepuluh Firman Allah
Perjanjian Antara Manusia Dengan Allah
Atas Nama Allah Yang Maha Pengasih Dan Maha Penyayang
“Aku akan mengadakan perjanjian antara Aku dan engkau serta keturunanmu turun-temurun menjadi perjanjian yang kekal, supaya Aku menjadi Allahmu dan Allah keturunanmu.” [Kejadian 17:7]
Dan (ingatlah) ketika Kami mengambil perjanjian dari nabi-nabi dan dari kamu (sendiri) dari Nuh, Ibrahim, Musa dan Isa putra Maryam, dan Kami telah mengambil dari mereka perjanjian yang teguh, [QS. Al Ahzab, 33:7]
“Katakanlah: "Benarlah (apa yang difirmankan) Allah." Maka ikutilah agama Ibrahim yang lurus, dan bukanlah dia termasuk orang-orang yang musyrik.” [QS. Ali Imran, 3:95]
“Dan tidak ada yang benci kepada agama Ibrahim, melainkan orang yang memperbodoh dirinya sendiri, dan sungguh Kami telah memilihnya di dunia dan sesungguhnya dia di akhirat benar-benar termasuk orang-orang yang saleh.” [QS. Al Baqarah, 2:130]
PENDAHULUAN
1 Saudara-saudara sekalian yang penuh cinta dan kasih sayang, saya ucapkan salam damai sejahtera bagi kita semua. Semoga Berkah dan Rahmat Allah senantiasa dilimpahkan-Nya kepada kita.
2 Sering saya (mungkin Anda juga) mendengar ada orang-orang yang mengaku bahwa dirinya beriman kepada Allah, namun demikian apa yang mereka kerjakan tidaklah berdasarkan (atau menentang) hukum-hukum Allah, padahal manusia bisa dikatakan beriman kepada Allah jikalau apa-apa yang mereka kerjakan sesuai dengan apa-apa yang Allah perintahkan (sesuai dengan Hukum-Hukum Allah).
3 Tidakkah mereka melihat, mendengar, dan memahami (dengan qolbu) tentang sejarah kaum-kaum sebelum mereka? Berapa banyak kaum yang “dihancurkan” karena menentang hukum-hukum Allah. Lantas, tidakkah juga kalian melihat, mendengar, dan memahami tentang sejarah itu? Sedikit sekali manusia mengambil pelajaran!
4 Bersyukurlah bagi orang yang masih mau melihat, masih mau mendengar, dan masih mau memahami tentang kebesaran Allah yang dapat kita “kenali” melalui Ayat-Ayat dan Firman-Nya baik yang tersurat dalam kitab-kitab (Taurat, Injil, maupun Al-Quran) maupun yang tersirat (semesta alam). Karena sungguh, hanya dari Kitab-Kitab-Nya itulah kita dapat mengenal Allah, mengetahui apa yang dimaui Allah (perintah) dan apa yang dibenci Allah (larangan).
5 Kitab-kitab Allah tersebut sebenarnya merupakan “pelajaran sejarah” yang di dalamnya diceritakan tentang sejarah-sejarah kaum terdahulu yang merupakan sejarah-sejarah yang tak terbantahkan kebenarannya. Dan dari sejarah-sejarah dalam Kitab-Kitab Allah itu pulalah kita dapat mengetahui mengapa ada kaum yang “ditinggikan” dari kaum-kaum lain dan ada pula kaum yang “direndahkan” dari kaum lainnya.
6 Semua Kitab-Kitab Allah (Taurat, Injil, maupun Al-Quran) mengajarkan, bahwa syarat untuk menjadi kaum yang diRahmati-Nya adalah dengan iman. Iman adalah suatu bentuk perjanjian antara manusia dengan Allah. Lantas, bagaimanakah bentuk perjanjian antara manusia dengan Allah tersebut?
7 Secara garis besar, isi perjanjian antara manusia dengan Allah adalah berupa Kesediaan manusia untuk menjadikan Allah sebagai satu-satunya ketaatan, dimana hukum atau aturan atau undang-undang yang manusia pergunakan adalah Undang-Undang Allah, Tuhan Semesta Alam, bukan hukum yang lain!
8 Tentang Undang-Undang Allah itu sendiri dapat dikelompokkan menjadi dua bagian (Taurat; dua loh batu), yaitu:
- Pertama, hubungan antara manusia dengan Allah (Hablumminallah; Kasihanilah Tuhan Allah-mu dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan segenap akal budimu).
- Kedua, hubungan antara manusia dengan manusia lainnya (Hablumminannas; Kasihanilah sesama manusia seperti kamu mengasihi dirimu sendiri).
9 Dalam kedua hubungan tersebut terdapat ikatan rasa saling cinta dan saling kasih sayang. Hal tersebut sejalan dengan yang diterangkan di dalam Al-Quran:
“mereka diliputi kehinaan dimana saja mereka berada, kecuali jika mereka berpegang kepada tali (perjanjian) dengan Allah dan dengan sesama manusia.” [QS. Ali Imran, 3:112]
10 Lebih rinci mengenai kedua Undang-Undang Allah tersebut diuraikan dalam sebuah klausul Hukum Allah yang disebut dengan “Sepuluh Firman Allah”. Klausul Hukum Allah tersebut harus ditaati dan dihormati oleh setiap manusia yang beriman. Kesepuluh Hukum Allah tersebut harus diikrarkan di hadapan Allah dan Rasul-Nya sebagaimana Musa melakukannya di Bukit Thursina-nya, dan Yesus (Isa putra Maryam) dengan Baptisan Ruhul Qudus-nya, dan Muhammad dengan Bay’atul Aqobah-nya.
11 Jika para Rasul Allah tersebut mengikrarkan, mentaati, dan menghormati kesepuluh Hukum Allah tersebut, maka kita pun juga harus melakukan hal yang sama jika kita ingin menjadi ummat yang diRahmati dan diBerkati Allah.
11 Jika para Rasul Allah tersebut mengikrarkan, mentaati, dan menghormati kesepuluh Hukum Allah tersebut, maka kita pun juga harus melakukan hal yang sama jika kita ingin menjadi ummat yang diRahmati dan diBerkati Allah.
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” [QS. Al Ahzab, 33:21]
12 Pada bab-bab berikutnya akan disajikan tentang pembahasan masing-masing isi dari “Sepuluh Firman Allah” tersebut. Empat bab tentang hubungan antara manusia dengan Allah, dan enam bab tentang hubungan antara manusia dengan manusia lainnya.
13 Pada kenyataan yang terjadi sekarang ini, muncul beberapa versi dari “Sepuluh Firman Allah” itu sendiri.
13 Pada kenyataan yang terjadi sekarang ini, muncul beberapa versi dari “Sepuluh Firman Allah” itu sendiri.
Gereja Katolik:
- Akulah Tuhan, Allahmu, Jangan menyembah berhala, berbaktilah kepada-Ku saja, dan cintailah Aku lebih dari segala sesuatu.
- Jangan menyebut Nama Tuhan Allahmu dengan tidak hormat.
- Kuduskanlah hari Tuhan.
- Hormatilah ibu-bapamu.
- Jangan membunuh.
- Jangan berzinah.
- Jangan mencuri.
- Jangan bersaksi dusta tentang sesamamu.
- Jangan mengingini istri sesamamu.
- Jangan mengingini milik sesamamu secara tidak adil.
Pandangan Protestan:
- Jangan ada padamu allah lain di hadapan-Ku
- Jangan membuat patung untuk disembah
- Jangan menyebut nama Tuhan dengan sembarangan
- Kuduskanlah hari Sabat
- Hormatilah Orang tua mu
- Jangan membunuh
- Jangan berzinah
- Jangan mencuri
- Jangan berdusta
- Jangan mengingini milik orang lain.
Dan masih ada beberapa versi lainnya.
14 Dan semoga apa yang disajikan dalam buku ini dapat memberikan pencerahan kepada kita semua selaku makhluk sebaik-baik ciptaan-Nya yang mempunyai tanggung jawab penuh atas kesejahteraan Bumi Allah ini, karena kepada kitalah Allah menitipkan bumi-Nya, karena kitalah “perpanjangan tangan” Allah di muka bumi.
“Dan (ingatlah), ketika Ibrahim diuji Tuhannya dengan beberapa kalimat (perintah dan larangan), lalu Ibrahim menunaikannya. Allah berfirman: "Sesungguhnya Aku akan menjadikanmu imam bagi seluruh manusia." Ibrahim berkata: "(Dan saya mohon juga) dari keturunanku". Allah berfirman: "Janji-Ku (ini) tidak mengenai orang yang zalim." [QS. Al Baqarah, 2:124]
0 komentar:
Posting Komentar
* Titip iklan akan dihapus.
* Anonymous diperbolehkan.
* Berkomentarlah dengan bahasa santun dan jelas.
* Pertanyaan privat bisa melalui 'Form Kontak'.