Sirat Al-Mustaqim ialah satu istilah dalam bahasa Arab yang secara harfiah berarti “jalan (Al – tunggal/satu-satunya) yang lurus”. Frasa ini tercantum dalam Surah Al-Fatihah (1)/6-7:
Tunjukilah kami jalan yang lurus, (yaitu) Jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.
Minimal 17x dalam sehari manusia beragam Islam meminta ditunjuki Sirat Al-Mustaqim. Apakah permintaan itu sudah dikabulkan?
Dalam konteks orang beragama Islam, Sirat Al-Mustaqim dipahami sebagai jembatan menuju ke Surga yang licin, berduri, lebih tajam dari pedang dan lebih kecil dari rambut yang terbentang di atas neraka Jahannam. Disebutkan juga bahwa jembatan ini mempunyai 7 pos, tiap pos akan ada pertanyaan-pertanyaan bagi siapa pun yang melewati jembatan itu. Selain itu, juga diyakini bahwa Sirat Al-Mustaqim baru ada setelah alam semesta hancur (sering disebut dengan kiamat) dan adanya di alam Akhirat.
Lantas, apakah benar Sirat Al-Mustaqim
adalah hal seperti terjabar di atas? Mari kita jadikan Al-Qur’an sebagai
hakim sebagaimana yang telah Tuhan perintahkan:
Demi Allah, sesungguhnya Kami telah mengutus rasul-rasul Kami kepada umat-umat sebelum kamu, tetapi syaitan menjadikan umat-umat itu memandang baik perbuatan mereka (yang buruk), maka syaitan menjadi pemimpin mereka di hari itu dan bagi mereka azab yang sangat pedih Dan Kami tidak menurunkan kepadamu Al-Kitab (Al Quran) ini, melainkan agar kamu dapat menjelaskan kepada mereka apa yang mereka perselisihkan itu dan menjadi petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman. (Qs. An Nahl (16)/63-64)
Sebenarnya, dalam Surah Al An’aam (6)/161
Muhammad Rasulullah telah memberikan pernyataan sekaligus jawabannya
tentang apa itu sebenarnya Sirat Al-Mustaqim:
Katakanlah: “Sesungguhnya aku telah ditunjuki oleh Tuhanku kepada jalan yang lurus, (yaitu) agama yang benar, agama Ibrahim yang lurus, dan Ibrahim itu bukanlah termasuk orang-orang musyrik.”
Pernyataan ini sesuai dengan perintah Tuhan yang dimushafkan pada masa Khalifah Ustman bin Affan dalam Surah An Nahl (16)/123:
Kemudian Kami wahyukan kepadamu (Muhammad): “Ikutilah agama Ibrahim seorang yang hanif dan bukanlah dia termasuk orang-orang yang mempersekutukan Tuhan.”
Dari penjabaran di atas, dapat ditarik garis kebenaran bahwa:
- Sirat Al-Mustaqim sudah pernah ada karena sudah pernah ada orang-orang yang telah melaluinya. Muhammad/Ahmad, Isa/Yesus, Musa/Moses, dan orang-orang terdahulu telah Allah beri nikmat dengan melalui Sirat Al-Mustaqim itu, dan kitapun jika ingin peroleh nikmat Tuhan juga harus melaluinya, tak ada jalan lain, karena Sirat Al-Mustaqim adalah tunggal, kebenaran itu adalah tunggal, selain Sirat Al-Mustaqim adalah sesat dan akan peroleh murka Tuhan.
- Sirat Al-Mustaqim adanya di dunia orang hidup, bukan di dunia orang mati, dan Al Qur’an adalah pedoman kehidupan, bukan pedoman kematian.
- Sirat Al-Mustaqim adalah agama Ibrahim, jalan hidup Ibrahim dimana beliau menjadikan Allah sebagai satu-satunya Tuhan, bahkan jika harus dimusuhi dan diusir oleh bapaknya sendiri.
- Apa yang dibawa Muhammad Rasulullah bukanlah sesuatu yang baru, beliau hanyalah menggenapi perulangan sejarah (sunatullah), yang dibawa beliau adalah sesuatu yang sama dengan apa yang dibawa oleh Musa dan Isa (dan oleh para nabi dan rasulullah sebelum dan sesudah beliau), yaitu Millata Ibrohima Hanifa.
Kebenaran hanya milik Allah, sebab itu janganlah kamu menjadi orang yang ragu. Wallahu a’lam.
cheer
BalasHapusx-)
Hapus(c)
HapusAsalamualaikum..salam silahturahmu kpd seluruh ummat islam siapa itu ..millata ibrohima hanifa?
Hapus