Kitab Genesis dengan jelas menyatakan bahwa Bani Israel adalah anak cucu dari Yakub, yang atas perintah Allah dibawa oleh Musa Rasulullah keluar dari perbudakan di Mesir menuju 'Tanah Perjanjian'. Atas dasar kesetiaannya terhadap perjanjian yang mereka ikrarkan di bukit Thursina, mereka menjadi umat kesayangan Tuhan Semesta Alam.
Ketika Rehabeam anak Sulaiman (Solomo), cucu dari raja Daud (David) berbuat sundal dengan tuhan bangsa-bangsa, maka jadilah Israel umat yang terkutuk. Keturunan Yehuda yang berbuat sundal ini tidak lagi beragama sebagaimana agama Ibrahim (Abraham) [Millah Abraham; Jalan Abraham]. Paham Yehuda yang terkutuk itu disebut Yahudi.
Maka, tidak semua keturunan Israel itu berpaham Yahudi, di antara mereka masih banyak yang konsisten dengan paham Abraham yang hanif (lurus). Namun setiap kali nabi-nabi dari Bani Israel muncul mengumandangkan paham Abraham yang hanif, mereka selalu menjadi musuh raja Yahudi setiap kali. Banyak nabi-nabi Bani Israel yang hanif itu dibunuh oleh Yahudi. Dari sejak Nabi Yesaya, Yeremia, Yehezkiel, Daniel, sampai pada Yohanes Pembaptis, hingga muncullah Yesus (Isa) Rasulullah.
Jadi mereka bukanlah penganut paham Yahudi, tetapi orang-orang yang konsisten dengan paham Abraham yang hanif. Itulah sebabnya tatkala Yesus menawarkan paham Abraham yang hanif, ia dimusuhi oleh ulama-ulama Yahudi (Farisi dan Saduki).
Dari sini kita dapat mengenal Yesus secara lebih jelas, bahwa ia adalah nabi yang seperti Musa, nabi yang dinubuahkan oleh nabi-nabi sebelumnya, yakni Sang Mesias yang dibangkitkan dari "dunia orang mati" (orang yang tidak paham akan kebenaran kitab-kitab, Allah sebut sebagai orang mati, dan Allah menghidupkan Yesus yang dulunya mati) untuk membebaskan Bani Israel dari perbudakan bangsa-bangsa dan kembali memiliki Kerajaan Allah, tahta Raja Daud yang selama tujuh ratus tahun lenyap dari muka bumi.
Karena kehadiran Yesus adalah mengajak Bani Israel baik yang masih konsisten dengan paham Abraham maupun yang telah menjadi Yahudi untuk bertobat dan kembali kepada Allah dengan melakukan perjanjian yang baru kepada Allah Abraham, Tuhan Semesta Alam, selanjutnya kekuasaan Yesus kita kenal dengan 'Perjanjian Baru'. Isi perjanjiannya sama dengan isi perjanjian nenek moyang mereka di bukti Thursina, yaitu mematuhi hukum Allah, yang tersimpul di dalam Sepuluh Firman Allah (The Ten Commandments).
Ketika Rehabeam anak Sulaiman (Solomo), cucu dari raja Daud (David) berbuat sundal dengan tuhan bangsa-bangsa, maka jadilah Israel umat yang terkutuk. Keturunan Yehuda yang berbuat sundal ini tidak lagi beragama sebagaimana agama Ibrahim (Abraham) [Millah Abraham; Jalan Abraham]. Paham Yehuda yang terkutuk itu disebut Yahudi.
Maka, tidak semua keturunan Israel itu berpaham Yahudi, di antara mereka masih banyak yang konsisten dengan paham Abraham yang hanif (lurus). Namun setiap kali nabi-nabi dari Bani Israel muncul mengumandangkan paham Abraham yang hanif, mereka selalu menjadi musuh raja Yahudi setiap kali. Banyak nabi-nabi Bani Israel yang hanif itu dibunuh oleh Yahudi. Dari sejak Nabi Yesaya, Yeremia, Yehezkiel, Daniel, sampai pada Yohanes Pembaptis, hingga muncullah Yesus (Isa) Rasulullah.
Jadi mereka bukanlah penganut paham Yahudi, tetapi orang-orang yang konsisten dengan paham Abraham yang hanif. Itulah sebabnya tatkala Yesus menawarkan paham Abraham yang hanif, ia dimusuhi oleh ulama-ulama Yahudi (Farisi dan Saduki).
Dari sini kita dapat mengenal Yesus secara lebih jelas, bahwa ia adalah nabi yang seperti Musa, nabi yang dinubuahkan oleh nabi-nabi sebelumnya, yakni Sang Mesias yang dibangkitkan dari "dunia orang mati" (orang yang tidak paham akan kebenaran kitab-kitab, Allah sebut sebagai orang mati, dan Allah menghidupkan Yesus yang dulunya mati) untuk membebaskan Bani Israel dari perbudakan bangsa-bangsa dan kembali memiliki Kerajaan Allah, tahta Raja Daud yang selama tujuh ratus tahun lenyap dari muka bumi.
Karena kehadiran Yesus adalah mengajak Bani Israel baik yang masih konsisten dengan paham Abraham maupun yang telah menjadi Yahudi untuk bertobat dan kembali kepada Allah dengan melakukan perjanjian yang baru kepada Allah Abraham, Tuhan Semesta Alam, selanjutnya kekuasaan Yesus kita kenal dengan 'Perjanjian Baru'. Isi perjanjiannya sama dengan isi perjanjian nenek moyang mereka di bukti Thursina, yaitu mematuhi hukum Allah, yang tersimpul di dalam Sepuluh Firman Allah (The Ten Commandments).
Bani Israel berbeda dengan Yahudi Ashkenazi. Yahudi Azhkenazi adalah bani yang mewarisi paham Yahudi, mereka adalah kaum Eropa Jerman minoritas (jumlah mereka kurang dari 10juta jiwa). Mayoritas mereka mengidap penyakit turunan yang berhubungan dengan otak, penyakit ini dapat membawa keturunan mereka menuju satu dari dua sisi, idiot atau jenius. Theodor Herzl, Anne Frank, Sigmund Freud, Albert Einstein, Mikhail Botvinnik adalah bagian dari kaum minoritas ini, dan masih banyak nama-nama besar yang menyembunyikan identitas Yahudi mereka. Dan kaum minoritas ini yang kini sedang menguasai dunia. Mereka mengawasi semua karena mata mereka ada diseluruh penjuru dunia, mereka mengendalikan semua dari puncak segitiga, merekalah tuhan manusia pada jaman ini; thagut.
0 komentar:
Posting Komentar
* Titip iklan akan dihapus.
* Anonymous diperbolehkan.
* Berkomentarlah dengan bahasa santun dan jelas.
* Pertanyaan privat bisa melalui 'Form Kontak'.